Pantai Burung Mandi



Pantai ini sudah dikenal oleh bangsa Eropa sejak abad 17. Bahkan, dari pantai ini, Belanda dan perusahaan asal Eropa melakukan penambangan timah secara diam-diam pada sekitar tahun 1770-1780 – sebelum akhirnya menyatakan menemukan timah di Pulau Belitung pada 28 Juni 1851. Inilah Pantai Burung Mandi. Pantai yang syarat akan nilai sejarah ini terletak di Manggar, Belitung.

Orang-orang Belanda dahulu mengenal Pantai Burung Mandi dengan sebutan Borom Mandi atau Burum Mandi. Dahulu, daerah ini merupakan daerah penghasil timah. Bahkan, Belanda mendatangkan orang-orang Cina sebagai pekerjanya. Keberadaan para pekerja dari Cina ini dapat dilihat dari adanya Vihara Budhayana Dewi Kwan Im yang letaknya tidak jauh dari pantai ini. Sementara, bangunan peninggalan Belanda adalah dam atau bendungan.

Pantai Burung Mandi memiliki ombak yang tenang dan air laut yang jernih. Garis pantai yang panjang berpadu dengan pasir putih yang lembut membuat pengunjung dapat berjalan-jalan dengan nyaman di sepanjang pantai yang terletak di Desa Burung Mandi ini.

Dari pantai ini, pengunjung dapat melihat Pulau Tang yang berada tepat di sisi kanan Pantai Burung Mandi. Uniknya, bila air laut sedang surut, pengunjung dapat berjalan kaki menuju pulau yang dahulu oleh Belanda dinamakan Pulau Hendrik.

Pengunjung juga dapat melihat perahu-perahu nelayan dengan warna-warna cerah yang bersandar di sekitar pantai. Perahu-perahu ini digunakan nelayan berlayar ke laut menjelang subuh dan kembali menjelang malam dengan hasil tangkapan ikan dari nelayan yang tinggal di sekitar pantai. 

Pada Bulan Agustus, tepatnya menjelang HUT Kemerdekaan RI, di Pantai Burung Mandi diadakan lomba perahu layar. Perahu-perahu di pantai ini akan dihias sebagus mungkin oleh para nelayan untuk berkompetisi memenangkan lomba yang cukup bergengsi di kawasan Belitung Timur ini.

0 komentar:

Posting Komentar