Sebagai
bentuk penghormatan pada Cheng Hoo yang singgah di tempat-tempat
tersebut, maka di setiap tempat yang ia singgahi dibangun petilasan
berupa masjid, termasuk salah satunya di Surabaya, Jawa Timur. Lokasi
masjid berada di belakang Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, tepatnya di
Jalan Gading No 2. Meski tidak bersinggungan langsung dengan jejak Cheng
Hoo, masjid tersebut dibangun berlandaskan semangat dan nilai-nilai
luhur yang dibawa Laksamana Cheng Hoo dalam berlayar.
Pembangunan
Masjid Cheng Hoo tidak lepas dari dukungan PITI, sebagai organisasi yang
mewadahi Islam Tionghoa di Indonesia, selain juga tentunya warga
sekitar yang telah menerima berdirinya masjid tersebut meski berbeda
keyakinan. Lin Puk San, Ketua Harian Masjid Cheng Hoo Surabaya
mengungkapkan, tujuan berdirinya masjid ini selain sebagai tempat
pendidikan, juga sebagai media memperkenalkan Cheng Hoo pada khalayak
luas.
Masjid Cheng Hoo Surabaya mempunyai ukuran 11x11, yang
diambil dari ukuran ka’bah ketika pertama kali dibangun oleh Nabi
Ibrahim. Dengan ukuran tersebut, diharapkan setiap orang yang beribadah
di masjid ini bisa meningkatkan level kekhusukan shalat, seperti halnya
sholat Nabi Ibrahim.
Selain
itu, ornamen atap Masjid Cheng Hoo dibentuk persegi delapan yang
menyerupai sarang laba-laba. Bagi masyarakat Tionghoa. Angka 8 merupakan
angka keberuntungan, sedangkan sarang laba-laba adalah sesuatu yang
menyelamatkan Nabi Muhammad di Bukit Tsur ketika diburu kaum Quraish.
Meski demikian, atap masjid yang berbentuk segi delapan ini makin
memperkental sentuhan kebudayaan Tiongkok di Masjid Cheng Hoo.
Warna merah yang mendominasi warna masjid dalam budaya Tionghoa menyimbolkan kebahagiaan, sementara warna kuning di beberapa bagiannya menyimbolkan suatu kedamaian. Anak tangga masuk masjid di bagian kiri dan kanan berjumlah 5 dan 6. Jumlah 5 dalam anak tangga menggambarkan rukun Islam yang harus dijalani sebagai muslim, dan jumlah 6 anak tangga menggambarkan rukun iman.
Warna merah yang mendominasi warna masjid dalam budaya Tionghoa menyimbolkan kebahagiaan, sementara warna kuning di beberapa bagiannya menyimbolkan suatu kedamaian. Anak tangga masuk masjid di bagian kiri dan kanan berjumlah 5 dan 6. Jumlah 5 dalam anak tangga menggambarkan rukun Islam yang harus dijalani sebagai muslim, dan jumlah 6 anak tangga menggambarkan rukun iman.
Sementara, pintu masjid yang dibangun
tanpa menggunakan daun pintu. Ini melambangkan, Masjid Cheng Hoo terbuka
bagi siapa saja, dalam arti kata, ketika ingin masuk ke dalam masjid,
seseorang harus meninggalkan hal-hal yang bersifat golongan dan
sektarian. Selain itu, ketika masuk masjid harus terfokus pada tujuan
utama, yaitu beribadah kepada Tuhan.
Mulai dibangun sejak 2001,
peletakkan batu pertama dilakukan pada 15 Oktober 2002, masjid bernama
lengkap Masjid Muhammad Cheng Hoo ini diresmikan berdiri pada 28 Mei
2003 oleh Said Agil Al Munawar, yang kala itu menjabat Menteri Agama RI.
Lin Puk San mengharapkan, Masjid Cheng Hoo Surabaya mampu menjadi wadah
pendidikan dan pembinaan bagi umat, selain juga sebagai upaya untuk
merangkul semua golongan, mengingat tujuan seseorang masuk ke masjid
hanya satu, beribadah kepada Tuhan.
Sumber : www.indonesiakaya.com
0 komentar:
Posting Komentar