Pasir Timbul sebenarnya adalah sebuah hamparan
pasir yang membentuk pulau kecil di tengah-tengah lautan Raja Ampat.
Keberadaan Pasir Timbul sangat bergantung pada surut dan pasangnya air
laut. Pada saat air laut pasang, hamparan pulau pasir ini akan hilang
tenggelam di dalam air, sedangkan pada saat air laut surut, Pasir Timbul
pun baru akan benar-benar muncul. Karena keunikannya yang dapat hilang
dan timbul inilah, obyek ini disebut Pasir Timbul.
Untuk mencapai
lokasi ini sebenarnya tidaklah jauh dari Wisai, ibukota Raja Ampat.
Mungkin hanya sekitar 30 menit dengan menggunakan perahu motor bermesin
sedang. Namun, masalahnya bukan pada jarak tempuh, kami harus
menyesuaikan kedatangan kami di Pasir Timbul tepat pada saat pulau pasir
ini sedang muncul. Biasanya para wisatawan menjadikan Pasir Timbul
sebagai obyek penutup setelah seharian berkeliling kawasan Raja Ampat
dengan kapal motor. Hal ini dilakukan pada siang menuju sore hari,
dimana air laut sedang surut dan Pasir Timbul pun berada dalam kondisi
jelas terlihat. Oleh karena itu, kami juga melakukan hal serupa dimana
kami berkeliling ke beberapa obyek lain di Raja Ampat dan selanjutnya
menjadikan Pasir Timbul sebagai obyek terakhir yang akan kami datangi
sebelum kami kembali ke Waisai.
Ombak yang saling berkejaran dan
bergulung-gulung menyambut kedatangan kami sore itu. Kapal yang kami
naiki tidak dapat mendekat ke wilayah pasir karena air begitu dangkal.
Beningnya laut memperlihatkan pemandangan karang-karang indah di sekitar
pulau pasir. Ikan-ikan kecil pun terlihat berwarna-warni seakan
memanggil kami untuk segera menceburkan diri ke laut dangkal itu. Kami
masih di atas kapal hingga kami akhirnya memutuskan untuk turun ke air
dan berjalan hingga sampai di pulau pasir.
Sejauh mata kami
memandang hanya ada pasir putih yang membentang luas membentuk sebuah
pulau. Tidak ada tumbuhan sedikitpun, apalagi hewan yang berkeliaran,
mungkin haya kerang-kerang kecil yang lalu-lalang di atas pasir dan
kemudian terhempas ombak laut. Pulau ini tidak luas, mungkin hanya
sekitar 100-150 meter persegi. Kami pun mulai mengamati pulau pasir ini
dan berfoto-foto menikmati dunia lautan lepas yang sangat luas.
Tidak lama kami berfoto, beberapa dari kami pun memutuskan untuk snorkeling
di sekitar pulau pasir. Menurut pemandu kami, karang di sekitar Pasir
Timbul termasuk salah satu yang indah di Raja Ampat. Belum lagi koloni
ikan-ikan hias yang begitu indah dan menarik untuk diambil gambarnya.
Kami yang snorkeling benar-benar menyaksikan itu semua.
Beberapa ikan bahkan terlihat tak malu-malu berenang melintasi kami
seolah kami tidak ada disana. Karang-karang berwarna dengan berbagai
bentuk pun melengkapi penjelajahan bawah air kami saat itu. Sungguh ini
adalah pemandangan air dangkal yang sangat menakjubkan.
Beberapa
saat kami menikmati pemandangan bawah air ini, ternyata air semakin
naik. Permukaan pulau pasir sudah mulai tertutup oleh air dan ini
berarti air mulai pasang, waktunya kami untuk kembali. Sebagai penutup
perjalanan kami yang indah saat itu, matahari terbenam terlihat bulat
masuk ke ufuk barat. Perpaduan warna biru dan jingga di langit pun
mengantarkan kami kembali ke Waisai. Bagi kami, Pasir Timbul adalah
sebuah pulau sederhana dengan makna yang luar biasa.
Sumber : www.indonesiakaya.com
0 komentar:
Posting Komentar