Berada di lahan yang berukuran tidak lebih dari 10x10 meter ini, Situs Duplang menyimpan sejarah panjang tentang peradaban manusia nusantara di masa lampau. Sudarman Abdurahim, juru pelihara situs Duplang, mengatakan, situs ini munculnya pada abad ke-10, bergantian dengan munculnya Candi Borobudur di abad ke-9. “Banyak yang meyakini ini sudah ada sejak abad ke-4. Dan memang di sini ini merupakan salah satu perkampungan purbakala di Jawa Timur, selain Kendal dan Trowulan.” ungkap Sudarman.
Sudarman menambahkan, di dalam Situs Duplang terdapat berbagai benda peninggalan zaman purbakala, antara lain menhir, watu kenong, dan dolmen. Menurut pengakuan Sudarman, berbagai benda peninggalan tersebut masih berada di posisinya, persis ketika pertama kali ditemukan.
Benda-benda peninggalan purbakala ini memiliki fungsinya masing-masing. Menhir merupakan batu tegak yang digunakan sebagai benda pemujaan bagi arwah leluhur. Watu kenong yaitu batu yang digunakan sebagai tempat persembahan bagi arwah atau roh leluhur. Di Situs Duplang, terdapat dua jenis watu kenong, yaitu watu kenong tunggal dan watu kenong kembar. Sedangkan dolmen berfungsi sebagai kubur batu, terdiri dari batu besar yang ditopang oleh 4-6 batu pada sisi-sisinya, kemudian ditutup dengan batu pipih lebar.
Situs Duplang kerap disinggahi mereka yang ingin mengetahui sejarah peradaban masa silam nusantara. Lebih dari destinasi wisata sejarah di Jember, Situs Duplang membuka mata dunia bahwa peradaban manusia nusantara sudah ada sejak berabad-abad silam. Situs Duplang, kekayaan heritage yang dimiliki Indonesia, suatu karunia yang harus dijaga sebagai bentuk penghormatan kepada akar kebudayaan manusia Indonesia.
Sumber : www.indonesiakaya.com
0 komentar:
Posting Komentar